BERDAYA itu sehat. Manusia yang berdaya dia mampu menjaga dan memelihara dirinya. Begitu pun dengan masyarakat. Bila masyarakat mampu memberdayakan dirinya, maka kehidupannya akan menyehatkan dan menentramkan.
Pada konteks penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang terus menghantui masyarakat
Indonesia. Sejatinya akibat masyarakatnya kurang berdaya. Yakni kurangnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit ini bisa berakibat fatal
hingga kematian.
Faktanya, insiden DBD ini telah tumbuh secara
dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Lebih dari 2,5 miliar orang -lebih dari 40%
dari populasi dunia- sekarang menghadapi risiko dari DBD. WHO saat ini memperkirakan mungkin ada
50-100 juta infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahun.
Pada 2008 saja,
data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat terdapat 117.830 kasus dengan
953 kematian (case
fatality rate/CFR 0,81). Pada 2010 sudah
ada 156.086 kasus dengan 1.358 kematian (CFR 0,87). Indonesia berada di posisi
kedua di dunia dan pertama negara ASEAN dengan angka insiden demam berdarah
tertinggi.
Kondisi rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini juga diakui oleh Husein Habsyi SKM
MHComm, Wakil Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI).
Satu penelitian yang dilakukan IAKMI di Jakarta pada Mei 2013 yang melibatkan
509 keluarga, mengindikasikan bahwa masih banyak anggota masyarakat yang belum
mengerti penyakit yang bersumber dari nyamuk, seperti DBD, dapat menular.
Hanya 33% dari masyarakat yang disurvei mengerti bagaimana nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, bagaimana nyamuk tersebut menggigit mangsanya (40%), dan bagaimana nyamuk tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan DBD (51%).
Hanya 33% dari masyarakat yang disurvei mengerti bagaimana nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, bagaimana nyamuk tersebut menggigit mangsanya (40%), dan bagaimana nyamuk tersebut merupakan faktor utama yang menyebabkan DBD (51%).
Di sini, perlu
di sadari pasien DBD dapat meninggal karena komplikasi, seperti kejadian shock dan
perdarahan menyeluruh yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh dan akhirnya
penderita tak tertolong lagi.
Tidak ada pengobatan khusus untuk DBD, tapi deteksi
dini dan akses ke perawatan medis yang tepat akan menurunkan tingkat kematian
di bawah 1%. Pencegahan dan pengendalian DBD ini semata-mata tergantung pada
langkah-langkah pengendalian vektor yang efektif.
Arda Dinata adalah Peneliti Kesehatan dan Penulis Buku "BERSAHABAT DENGAN NYAMUK: Jurus Jitu Atasi Penyakit Bersumber Nyamuk."
'new, bersahabat dengan nyamuk, nyamuk, umur nyamuk, morfologi nyamuk, klasifikasi nyamuk, nyamuk aedes aegypti, nyamuk demam berdarah, nyamuk anopheles, nyamuk chikungunya, nyamuk malaria, nyamuk kaki gajah, filariasis, je, penyakit nyamuk, penyakit nyamuk cikungunya, pengertian nyamuk, hindari penyakit nyamuk, demam berdarah nyamuk, nyamuk baru, reperensi penyakit nyamuk, akibat nyamuk, obat nyamuk, nyamuk blog, mosquito, anti mosquito, mosquito trap, mosquito sound, jurnal nyamuk, jurnal nyamuk aedes aegypti, jurnal pengendalian nyamuk, jurnal nyamuk cuex, nyamuk lingkungan, jurnal pengendalian nyamuk, nyamuk psn, jurnal nyamuk search, jurnal larva, aspirator, aspirator nyamuk, insect aspirator, vektor nyamuk, vektor nyamuk culex, struktur vektor nyamuk, vektor nyamuk anopheles, jurnal pengendalian vektor nyamuk, vektor nyamuk filariasis, pengertian vektor nyamuk, artikel vektor nyamuk, contoh vektor nyamuk, buku nyamuk, anatomi nyamuk, tanaman pengusir nyamuk, tanaman pengusir nyamuk dalam rumah, tanaman pengusir nyamuk blog, tanaman hias pengusir nyamuk, tanaman pengusir nyamuk paling ampuh, jual tanaman pengusir nyamuk, tanaman pengusir nyamuk alami, herbal, tompen, tanaman obat, lavender, zodia, wisata ilmiah nyamuk, musium nyamuk, insektarium nyamuk, tompen nyamuk, darah nyamuk'